Pada kesempatan artikel kali ini kami akan mengulas tentang pakaian adat dari provinsi-provinsi di Bagian Timur Indonesia. Diantaranya adalah pakaian-pakaian dari provinsi Maluku, Maluku Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua. Semoga dengan disertai gambar, pemaparan dari masing-masing pakaian adat ini dapat semakin mudah dipahami.
28. Pakaian Adat Maluku
Pakaian adat Maluku bernama baju Cele atau kain Salele. Baju Cele adalah baju sederhana yang mewakili karakteristik adat suku-suku du Kepulauan Maluku.
Baju Cele merupakan baju berwarna merah terang dengan motif garis-garis geometris berwarna emas atau perak yang dibuat dari kain tebal.
Pakaian untuk wanita umumnya dipadukan dengan kain kebaya atau sarung tenun dengan warna yang sama.
Sementara untuk pakaian prianya dibentuk menyerupai jas dan dikenakan bersama dengan kemeja sebagai dalaman dan celana panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai bawahannya.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Maluku.
29. Pakaian Adat Maluku Utara
Pakaian adat dari Maluku Utara ada 4 jenis pakaian yang akrab dalam kehidupan masyarakatnya. Akan tetapi yang lebih dikenal di kancah nasional bernama Manteren Lamo dan Kimun Gia.
Pakaian Manteren Lamo dikenakan oleh sultan. Sementara pakaian Kimun Gia digunakan oleh permaisuri kerajaan Ternate dan Tidore di masa silam.
Penggunaan pakaian adat Manteren Lamo dan Kimun Gia biasanya dilengkapi dengan beragam Pernik yang menunjukkan kemewahan, seperti konde, gelang, cincin, dan aksesoris lainnya yang terbuat dari emas.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Maluku Utara.
30. Pakaian Adat Bali
Untuk pakaian adat Bali tidak ada nama khusus yang diberikan. Orang-orang Bali hanya akan menyebut pakaian yang mereka kenakan dengan nama pakaian adat Bali.
Untuk pakaian adat Bali pria terdiri dari beberapa aksesoris yang di kamen, diantaranya ikat kepala (udeng), baju, kampuh (saput), serta selendang pengikat (umpai).
Sementara untuk wanitanya terdiri dari kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga sebagai penghias rambut.
Pada pakaian adat Bali pria aksesoris yang dipakai antara lain udeng (ikat kepala), baju sebagai atasan, kamen (kain selempang), saput (kampuh), umpal (selendang pengikat).
Sedangkan pada wanita aksesori yang dipakai yaitu kebaya, kamen, selendang (santeng), bulang pasang, sanggul, bunga dan aksesoris lainnya.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Bali.
31. Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat
Suku Sasak dan suku Bima merupakan dua suku besar yang menempati mayoritas wilayah Nusa Tenggara Barat.
Dalam kebudayaan keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk dalam hal berpakaian yang dikenakan masyarakatnya.
Pakaian adat Nusa Tenggara Barat yang terkenal di kancah nasional dan sekaligus menjadi ikon bernama Lambung dan Pegon.
Untuk Lambung digunakan untuk para wanita, sementara Pegon digunakan untuk para prianya. Pakaian adat ini biasanya dikenakan ketika acara adat.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat.
32. Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
Provinsi NTT dihuni oleh 7 suku, diantaranya yaitu suku Rote, suku Helong, suku Sabu, suku Atoni atau Dawan, suku Sumba, suku Manggarai, dan suku Lio. Masing-masing suku tersebut memiliki pakaian khasnya masing-masing.
Akan tetapi yang lebih dikenal di dalam kancah nasional adalah pakaian adat dari suku Rote. Pakaian ini begitu dikenal karena memiliki desain yang sangat estetis, baju adat ini bernama Ti’I langga.
Pakaian ini merupakan sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering.
Selain sebagai pelengkap penampilan, topi ini juga dipakai sebagai simbol kewibawaan dan kepercayaan diri bagi para pria Rote.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur.
33. Pakaian Adat Papua Barat
Pakaian adat Papua Barat bernama pakaian Ewer. Pakaian ini murni terbuat dari bahan alami berupa jerami yang dikeringkan. Dengan pengaruh modernisasi, pakaian ini kemudian dilengkapi dengan kain untuk atasannya.
Sekarang ini, bahan alam berupa jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai bahan bawahan rok untuk para perempuan.
Rok dibuat dengan mengambil serat-serat tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Papua Barat.
34. Pakaian Adat Papua
Dalam memenuhi kebutuhan sandang, hubungan erat masyarakat Papua dan Alam dapat dilihat dari pakaian adat tradisional yang biasa dikenakan.
Pakaian adat Papua dan aksesorinya 100% terbuat dari bahan alami dengan proses pembuatan yang sederhana. Pakaian adat tersebut bernama Koteka dan Rok Rumbai.
Koteka merupakan penutup kemaluan sekaligus sebagai pakaian adat bagi laki-laki Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut kedepannya.
Pakaian ini terbuat dari buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya (daging buah dan bijinya) dibuang.
Itulah berbagai macam pakaian adat yang terdapat di seluruh provinsi di Indonesia ini. dan dengan mengetahui macam-macam semoga kita semakin mencintai negeri ini.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya silakan klik tautan Pakaian Adat Papua.
Untuk Mengetahui ulasan lengkap pakaian adat atau pengantin di daerah lainnya di Indonesia silakan lihat pada tautan berikut ini: Pakaian Adat Sumatera, Pakaian Adat Jawa, Pakaian Adat Kalimantan, Pakaian Adat Sulawesi.
KOMENTAR